Al-Mujadilah Centre and Mosque for Women: Perpaduan Tradisi Islam dan Arsitektur Kontemporer untuk Perempuan
Al-Mujadilah Center and Mosque for Women di Doha adalah masjid kontemporer pertama di dunia yang dirancang khusus untuk perempuan.
Dirancang oleh firma arsitektur ternama Diller Scofidio + Renfro, proyek ini merupakan inisiatif dari Sheikha Moza bint Nasser dan terletak di Education City, Qatar. Kompleks ini tidak hanya menyediakan ruang ibadah, tetapi juga mencakup perpustakaan, ruang kelas, taman, dan area multifungsi yang memperkuat peran perempuan dalam pendidikan, spiritualitas, dan kehidupan sosial.


Salah satu elemen paling menonjol dari masjid ini adalah desain atap bergelombangnya yang ditutupi 5.500 kubah kecil. Atap ini berfungsi sebagai penyaring cahaya alami, menciptakan pencahayaan lembut di dalam ruang dan melindungi pengguna dari panas serta silau khas iklim gurun. Meskipun hanya 5% dari atapnya terbuka, ruang dalam tetap mendapat hingga 45% cahaya alami secara efisien dan dramatis.

Ruang salat utamanya seluas 875 meter persegi dan bebas dari kolom, dirancang dengan orientasi 17° ke arah Ka’bah. Dinding qibla-nya dibuat bergelombang dengan pencahayaan alami di mihrab dan mimbar, memperkuat keheningan spiritual. Karpet dari wol New Zealand yang berpola sajadah piksel digunakan untuk menuntun barisan salat hingga 750 jamaah, dan bisa diperluas hingga 1.300 saat Ramadan.
Masjid ini juga berfungsi sebagai pusat komunitas dan intelektual bagi perempuan. Perpustakaannya memuat lebih dari 8.000 buku, dan fasilitas lainnya dirancang untuk menyelenggarakan berbagai program seperti pelatihan kepemimpinan, kajian agama, public speaking, hingga forum tahunan tentang peran perempuan Muslim di ruang publik.
Salah satu fitur paling inovatif adalah menara adzan mekanis setinggi 39 meter. Menara ini dilapisi mashrabiya (ornamen tradisional) dan dirancang agar pengeras suara naik dan turun lima kali sehari—sebuah interpretasi modern terhadap tradisi muadzin, yang menciptakan pengalaman religius yang teatrikal sekaligus sakral.
Al-Mujadilah tidak hanya berdiri sebagai simbol arsitektur spiritual, tetapi juga sebagai pernyataan sosial dan budaya. Dengan pendekatan yang menyatukan keberlanjutan (memperoleh sertifikasi LEED Gold dan GSAS 4*), teknologi, dan nilai-nilai Islam progresif, masjid ini menjadi model masa depan ruang ibadah yang inklusif, visioner, dan berakar pada kearifan lokal.