Majalah SKETSA

BAJAU REGENERATIVE

Jane Josephine – 315210088

Elisha Hartawidjaja – 315210098

Latar Belakang

Bajau Regenerative merupakan rancangan hunian regeneratif yang ditujukan bagi komunitas Suku Bajau di Desa Nelayan Bhakti, Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Suku Bajau merupakan kelompok masyarakat pesisir yang secara historis dikenal sebagai gipsi laut, hidup berpindah-pindah di atas laut dan sangat bergantung pada hasil laut untuk bertahan hidup. Namun, seiring waktu, gaya hidup ini mengalami tekanan dari perubahan sosial dan lingkungan, termasuk kebijakan pemerintah yang mendorong mereka untuk tinggal menetap di daratan.

Melihat kondisi tersebut, proyek ini hadir sebagai solusi arsitektural yang tidak hanya menjawab kebutuhan dasar mereka akan hunian yang layak, air bersih, dan listrik, tetapi juga membawa pendekatan regeneratif yang memperbaiki ekosistem serta memperkuat struktur sosial komunitas. Pendekatan yang digunakan menempatkan arsitektur sebagai alat pemulih, baik secara lingkungan maupun sosial melalui rancangan hunian mandiri energi dan air, sistem pertanian terintegrasi, serta ruang komunal yang memperkuat hubungan antarwarga.

Melalui proyek ini, diharapkan terjadi pergeseran paradigma dalam merancang hunian komunitas pesisir, dari sekadar tempat tinggal menjadi katalis regenerasi sosial dan ekologis. Tidak hanya berfokus pada kebutuhan saat ini, proyek ini juga mempersiapkan masyarakat untuk hidup lebih berkelanjutan di masa depan tanpa harus melepaskan identitas dan hubungan khas mereka dengan laut.

Suku Bajau adalah masyarakat pesisir yang selama berabad-abad hidup nomaden di lautan, mengandalkan perahu sebagai rumah dan alat transportasi. Kehidupan mereka berputar di sekitar aktivitas melaut—menyelam, memancing, dan berdagang hasil laut seperti ikan, gurita, dan teripang. Namun, perkembangan zaman serta kebijakan yang mendorong mereka untuk tinggal menetap di darat telah membawa berbagai tantangan baru. Mereka kini tinggal di perkampungan padat dengan infrastruktur dasar yang sangat terbatas.

Konsep

Konsep utama proyek ini adalah regenerasi baik secara lingkungan, sosial, maupun budaya. Pendekatan yang diambil bertujuan untuk mengembalikan martabat hidup masyarakat Suku Bajau tanpa memutus hubungan mereka dengan laut. Oleh karena itu, hunian dirancang dengan prinsip kemandirian dan keberlanjutan, agar warga tidak lagi bergantung pada infrastruktur luar yang tidak selalu menjangkau mereka.

Hal Unik dari Proyek

Proyek ini memiliki keunikan dalam mengangkat teknologi sebagai solusi regeneratif. Sistem desalinasi thermal yang digunakan tidak memerlukan infrastruktur kompleks, sehingga memungkinkan komunitas mengelola air bersih secara mandiri tanpa bantuan dari luar. Proses desalinasi ini didukung oleh energi surya, yang sekaligus menjadi sumber utama listrik di kawasan hunian. Pemanfaatan panel surya tidak hanya praktis tetapi juga memperkuat ketahanan energi komunitas.

Kombinasi antara hydroponik dan tambak ikan menghadirkan ekosistem pertanian tertutup yang cerdas. Limbah ikan dimanfaatkan sebagai pupuk alami bagi tanaman, menciptakan lingkungan yang subur dan produktif tanpa harus mengandalkan pupuk kimia. Pendekatan ini juga memberi peluang bagi regenerasi lingkungan laut, karena masyarakat tidak perlu terus-menerus mengambil hasil laut secara langsung.

Dari sisi spasial dan sosial, proyek ini juga menawarkan pendekatan baru dalam merancang permukiman pesisir. Ruang-ruang komunal seperti tempat cuci bersama, area penyimpanan air, dan ruang berkumpul menjadi pusat aktivitas komunitas yang memperkuat hubungan antarwarga. Struktur bangunan yang modular dan terbuka memudahkan adaptasi, pengembangan, serta pemeliharaan dalam jangka panjang.

Lebih dari sekadar hunian, proyek ini merespons konteks budaya dan ekologis Suku Bajau secara mendalam. Desainnya tidak mencoba memaksakan gaya hidup baru, melainkan mengakomodasi cara hidup yang sudah ada dan mengembangkannya ke arah yang lebih sehat, berkelanjutan, dan bermartabat.

Shopping Cart
Scroll to Top