EARTH’S IMPRINT
Grisella – 3152100841
Latar Belakang
Proyek ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan ruang hijau dan edukatif di kawasan Jakarta Utara yang padat dan terpolusi. Dengan pertumbuhan urban yang pesat, ruang terbuka alami semakin terpinggirkan, padahal keberadaannya penting untuk keseimbangan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Museum Pola Alam dirancang sebagai respons terhadap krisis ini menawarkan ruang yang tidak hanya menyuguhkan edukasi sains dan seni, tetapi juga menyediakan interaksi dengan alam dalam bentuk yang terstruktur namun tetap organik. Lokasinya yang strategis di sekitar Ancol memanfaatkan potensi tapak serta memperhitungkan tantangan seperti kebisingan, polusi, dan keterbatasan visual dari level rendah.


Konsep
Konsep utama museum ini adalah eksplorasi pola-pola alam melalui pendekatan “dekonstruktivisme alami”, yaitu perpaduan antara keteraturan dan kekacauan dalam arsitektur. Museum ini menampilkan sembilan tema pola alam: simetri, fraktal, spiral, aliran dan kekacauan, gelombang dan bukit pasir, gelembung dan busa, susunan dan ubin, retakan, serta bintik dan garis. Setiap tema ditransformasikan menjadi ruang arsitektural dan pengalaman sensoris, mulai dari ramp spiral golden ratio, labirin retakan, hingga ruang hologram pola kulit binatang. Pengunjung diajak tidak hanya melihat, tapi merasakan pola sebagai bahasa universal yang menyatukan sains, seni, dan kehidupan.


Hal Unik dari Proyek
Keunikan proyek ini terletak pada sintesis antara edukasi ilmiah, ekspresi artistik, dan desain spasial yang menjembatani berbagai disiplin. Museum tidak hanya menyimpan artefak, tetapi menjadi ruang interaktif dan transformasional, di mana pola alam diangkat sebagai elemen estetika dan edukatif. Pemanfaatan pola seperti fraktal dan golden spiral bukan hanya sebagai ornamen, melainkan sebagai struktur dan narasi desain. Selain itu, proyek ini mengintegrasikan ekologi lokal, seperti pemanfaatan air sungai terfilter, area bee farm di rooftop, dan zona hijau buffer sebagai penangkal polusi. Hal ini menjadikan museum bukan hanya tempat belajar, tetapi juga contoh arsitektur regeneratif dan reflektif.

