The Cage and The Light
Edmund Samuel – 315210077
Latar Belakang
The Museum of Life: The Cage and the Light lahir dari refleksi terhadap tragedi 1998 di Indonesia, sebuah masa ketika krisis memunculkan sisi tergelap dan terang dari manusia. Museum ini dibangun untuk merekam dualitas tersebut, antara rasa takut dan harapan, antara kehancuran dan ketangguhan. Ia menjadi ruang kontemplatif yang mengangkat bagaimana insting bertahan, belas kasihan, dan solidaritas tumbuh di tengah kekacauan, menjadikan arsitektur sebagai media representasi dan healing secara kolektif. Terletak di jantung Kota Tua Jakarta, proyek ini tidak hanya menjadi tempat arsip sejarah, tetapi juga ruang refleksi akan nilai kemanusiaan dan daya tahan masyarakat yang terus diuji oleh konflik.

Konsep
Konsep museum ini bertumpu pada metafora “kandang” dan “cahaya”. Struktur tiang-tiang merepresentasikan jeruji dan isolasi, suatu kondisi yang banyak dirasakan masyarakat saat tragedi. Atap berbentuk corong menjadi simbol harapan, di mana cahaya menembus ke ruang dalam sebagai lambang kemampuan manusia untuk bangkit. Empat zona tematik menuntun pengunjung melalui narasi emosi: dari insting bertahan hidup, kehancuran, solidaritas, hingga proses membangun kembali. Arsitektur dan ruang diposisikan sebagai bagian dari perjalanan psikologis dan spiritual. Alur sirkulasi membentuk narasi spasial yang berkembang dari kegelapan menuju cahaya, menciptakan pengalaman emosional mendalam bagi pengunjung. Setiap zona dirancang dengan elemen arsitektural yang mendukung atmosfer tematik.



Hal Unik dari Proyek
Keunikan proyek ini terletak pada kemampuannya menghadirkan arsitektur yang bersifat naratif dan sensorik. Melalui permainan cahaya, bayangan, dan kekosongan, pengunjung diajak untuk mengalami, bukan sekedar mengamati. Bangunan ini tidak hanya menampung pameran, tetapi menjadi artefak itu sendiri, simbol dari ketegangan antara kegelapan dan cahaya dalam kemanusiaan. Permainan level ketinggian lantai, pencahayaan alami yang dikurasi, dan elemen interaktif seperti AR Exhibition menciptakan dimensi ruang yang hidup. Penggunaan elemen seperti jeruji vertikal, langit-langit terbuka, dan ruang reflektif memperkuat atmosfer emosional yang mendorong pengunjung untuk merenung atas pilihan, ketakutan, dan harapan mereka sendiri.